Suatu industri khususnya industri dalam skala besar,
komponen pergudangan atau penyimpanan bahan baku merupakan aspek yang sangat
penting untuk diperhatikan. Industri pakan skala besar melakukan proses
penerimaan bahan baku dalam jumlah yang banyak dan waktu penyimpanan yang cukup
lama. Jika bahan baku jumlahnya banyak, dan tidak habis sekali pakai, namun
pemakaiannya bertahap, maka kestabilitasan barang tersebut harus dapat dijaga
untuk menjaga kualitas. Hal ini tentunya membutuhkan sistem pergudangan dan
penyimpanan yang efektif untuk bahan baku serta produk jadi yang diproduksi
tersebut.
Dalam proses penyimpanan, setiap bahan dan produk jadi
tersebut akan berpeluang terjadi kerusakan. Kerusakan tersebut dapat berupa
kerusakan fisik ataupun kerusakan kimia dan biologis. Kerusakan fisik dalam
penyimpanan bisa saja menjadi pemicu untuk kerusakan secara kimia dan biologis.
Oleh sebab itu, sifat fisik suatu bahan sangat penting untuk diketahui terlebih
dahulu sebelum dilakukan penyimpanan terhadap bahan. Sifat fisik bahan tersebut
meliputi kadar air, berat jenis, aktivitas air, sudut tumpukan, kehalusan bahan,
kerapatan tumbukan, kerapatan pemadatan bahan, dan lain sebagainya.
Teknik penyimpanan bahan baku produk jadi dapat
dilakukan dalam betuk curah ataupun dalam karung. Pada penyimpanan dengan
menggunakan karung, metode penumpukan sangat penting untuk diperhatikan.
Masing-masing kunci pada penumpukan karung mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Sanitasi, sering
dianggap sebagai salah satu bagian proses cleaning. Seharusnya sanitasi
dianggap sebagai bagian yang berbeda dan terpisah dari proses cleaning. Apabila
proses cleaning tidak efektif untuk menghilangkan semua tumpukan kotoran,
sangatlah tidak mungkin larutan sanitasi yang digunakan dapat menjadi efektif.
Alasan utama penggunaan prosedur sanitasi yang efektif adalah untuk membunuh
semua organisme penyebab penyakit yang mungkin
ada pada peralatan atau perlengkapan setelah dibersihkan, dan dengan demikian
mencegah pemindahan organisme tersebut ke dalam makanan yang sedang diproses
dan selanjutnya pada konsumen.
Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan
bahan baku merupakan langkah awal dari rangkaian proses produksi pabrik dan
proses ini akan menentukan kualitas bahan baku yang dihasilkan. Bahan baku yang
masuk ke pabrik harus sesuai dengan rencana operasional yang meliputi aspek
kuantitas, kualitas dan jadwal pengiriman. Oleh karena itu, penerimaan bahan
baku harus didampingi oleh petugas pengawasan mutu agar segera dapat dilakukan
pengujian fisik dan kimia pada bahan tersebut.
Barang yang
diterima dan memenuhi syarat selanjutnya akan diatur oleh bagian penggudangan.
Tanggal penerimaan bahan baku dan kualitas bahan merupakan bahan pertimbangan
dalam penyimpanan bahan, karena mengingat daya tahan bahan sangat terbatas.
Manajemen penyimpanan yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan pada bahan
dan sudah dapat dipastikan dapat menurunkan kualitas produk akhir.
Penerimaan berhubungan dengan kegiatan
mendapatkan semua bahan atau barang yang telah dipesan. Kegiatan ini meliputi
hal-hal berikut ini.
- Menurunkan bahan baku dari alat pengangkut.
- Membongkar peti kemas pengiriman.
- Menangani, memeriksa dan menilai kualitas bahan.
- Memeriksa dokumen pengiriman.
- Mencatat dan menyimpan faktur penerimaan.
- Menandai/mencatat kekurangan, kerusakan bahan
yang diterima.
- Mengarsipkan semua dokumen penerimaan dan catatan
mengenai bahan.
- Mengirimkan bahan baku ke tempat
pemakaian/produksi.
Tempat diperlukan
dalam proses penerimaan karena alasan sebagai berikut.
- Untuk menyimpan sementara barang yang diperiksa
yang belum diketahui secara pasti kualitasnya.
- Untuk tempat kerja tenaga inspeksi.
Penyimpanan Bahan
baku
Penyimpanan bahan baku atau produk jadi
sangatlah penting khususnya industri skala besar. Karena dalam prosesnya,
industri skala besar selalu berproduksi dalam jumlah banyak. Oleh sebab itu,
untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan pasokan bahan, atau menjaga
stabilitas jumlah produksi diperlukan suatu penyimpanan. Volume bahan pakan
yang disimpan berbeda-beda, semakin besar volume, teknologi penyimpanan semakin
rumit. Bentuk bahan yang disimpan pun ada yang berupa bahan baku ataupun produk
jadi. Jenis penyimpanan juga terdiri dari dua jenis, yakni jenis penyimpanan
diam/ statis dan jenis penyimpanan bergerak, misalnya impor bahan pakan dengan
kapal laut. Teknik penyimpanan harus diperhatikan dengan baik karena kerusakan
atau kehilangan dapat terjadi selama proses penyimpanan.
Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan
atau kehilangan tersebut yaitu perubahan kimia, perkembangan mikroorganisme,
perkembangan serangga, serangan tikus, penggunaan wadah yang tidak baik,
kondisi bahan yang tidak baik pengaruh lingkungan yang buruk dan kesalahan
penanganan oleh manusianya sendiri.
Penyimpanan bahan
makanan merupakan satu dari 6 prinsip higiene dan sanitasi makanan. Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang
banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan
tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene
dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
A. Suhu penyimpanan
yang baik
Setiap bahan
makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan
banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat dikelompokkan
menjadi:
- Makanan
jenis daging, ikan, udang dan olahannya
- Menyimpan sampai 3 hari : -50
sampai 00 C
- Penyimpanan untuk 1 minggu : -190
sampai -50 C
- Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah
-100 C
- Makanan jenis telor,
susu dan olahannya
- Penyimpanan sampai
3 hari : -50 sampai 70 C
- Penyimpanan untuk 1
minggu : dibawah -50 C
- Penyimpanan paling
lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
- Makanan jenis
sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu yaitu 70
sampai 100 C
- Tepung, biji-bijian
dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
B. Tata cara Penyimpanan
1. Peralatan penyimpanan
a. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:
- Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150
C untu penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan
makanan da minuman dingin.
- Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40
C dalam keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
- Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C,
dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak
lebih dari 3 hari.
- Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku (frozen
food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan
makanan beku dalam jangka waktu lama.
b. Penyimpanan suhu kamar
Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar,
maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
- Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai
dan langit-langit, maksudnya adalah:
o untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh
ruangan
o mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus
o untuk memudahkan pembersihan lantai
o untuk mempermudah dilakukan stok opname
- Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur
- Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan
dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai
C. Cara penyimpanan
- Setiap bahan makanan
yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar suhu dapat merata
keselutuh bagian
- Setiap bahan makanan
ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (container)
masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang
berbeda.
- Makanan disimpan
didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara
dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari yang
terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak
sesuai dengan kebutuhan.
- Penyimpanan didalam
lemari es:
a. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap
b. Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat
dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang berbeda, kalau
tidak letaknya harus berjauhan.
c. Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan
d. Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk
keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan
makanan
- Penyimpanan makanan
kering:
a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
c. Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai
dan 60cm dari langit-langit
d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
e. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan
sistem FIFO (firs in first out) artinya makanan yang masuk terlebih
dahulu harus dikeluarkan lebih dulu
D. Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang
untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock,
sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui