Sabtu, 20 Juli 2013

Peranan Teknologi Hasil Pertanian

Dalam perkembangan kebudayaan manusia, dari masa prasejarah sampai era manusia modern, mengalami beberapa tahapan peradaban.  Pada awal peradaban kuno, manusia berkelompok dan hidup dengan cara berpindah-pindah (nomaden) dari satu tempat ke tempat lain.  Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara mengumpulkan buah-buahan, biji-bijian, atau hasil pertanian lain yang dapat dimakan, atau menangkap hewan.  Pada era kebudayaan berpindah dan berburu ini, kelompok atau suku manusia telah mengenal apa yang kita kenal sekarang sebagai teknologi cara membuat senjata dari batu, masa kebudayaan itu dikenal sebagai zaman batu kuno (paleotikum).

Pertanian sebagai suatu sub sistem dalam kehidupan manusia bertujuan untuk menghasilkan bahan nabati dan hewani termasuk biota akuatik (perairan) dengan penggunaan sumberdaya alam dan perairan secara efektif dan efisien dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia dan kelestarian daya dukung lingkungan.  Obyek formal dari ilmu pertanian budidaya reproduksi dalam focus 1) budidaya; 2) pemeliharaan; 3)pemungutan hasil dari fauna dan flora; 4) peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh; 5) penanganan, pengolahan, dan pengamanan hasil; serta 6) pemasaran hasil.

Sebagaimana pilihan pertama, pada kegiatan pascapanen dan pengolahan hasil pertanian, juga tidak luput dari pengaruh perkembangan ilmu-ilmu dasar dan ilmu teknik serta manajemen.  Teknik kimia, dan pada perkembangan selanjutnya teknik biokimia, menjadi landasan dari teknologi pengolahan hasil pertanian atau teknologi proses, yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip kimia/biokimia, fisika dalam penanganan, pengolahan, dan peningkatan nilai tambah hasil pertanian.  Hasil pertanian (nabati atau hewani) sebagai hasil olahan sesuai penggunaannya dapat merupakan bahan pangan untuk dikonsumsi langsung maupun bahan non-pangan yang digunakan untuk bahan baku industri.
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai obyek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntunan industri, terutama di Negara maju.  Kondisi ini melahirkan subspecies atau bahkan hibrida dari teknologi proses, yaitu teknologi pangan, yang merupakan penerapan ilmu dasar (kimia, fisika, dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak dipanen sampai menjadi hidangan (Anonim, 2003).  Definisi lebih awal dikemukakan oleh Livingstone dan Solberg (1978) yang mengemukakan teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya.  Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan, meliputi ilmu pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan, dan teknik proses.
Teknologi pertanian merupakan teknologi yang digunakan untuk menangani masalah pertanian baik pada waktu pra panen maupun pasca panen. Pada pra panen bisa digolongkan penyediaan alat-alat pertanian yang cukup, sedangkan pasca panen berperan dalam pengolahan dan penanganan hasil-hasil pertanian agar tetap segar dan kualitasnya tetap terjaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar